Tampilkan postingan dengan label HIKMAH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label HIKMAH. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Maret 2013

Cinta Karena Allah


Dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan, dan dimana ada awal pasti ada akhir. That's life, ketika akhir sebuah perjalanan akan menjadi awal perjalanan yang lain, dan sebuah perpisahan akan menjadi pertemuan dengan sesuatu yang baru. And that’s more about life. 
Didalam hidup, banyak orang datang dan pergi, Allah telah menjumpakan kita dengan orang-orang yang Dia telah gariskan dalam catatan takdir.
Mereka datang silih berganti, Ada yang melintas dalam segmen singkat, namun membekas di hati.
Ada yang telah lama berjalan beiringan, tetapi tak disadari arti kehadirannya.........................
Ada pula yang begitu jauh di mata, sedangkan penampakannya melekat di hati. Ada yang datang pergi begitu saja seolah tak pernah ada.
Semua orang yang pernah singgah didalam hidup kita, bgaikan kepingan puzzle yang saling melengkapi dan membentuk gambaran kehidupan. Maka sudah fitrah, bila ada pertemuan pasti ada perpisahan, di mana ada awal, pasti akan ada akhir. Akhir sebuah perjalanan, ia akan menjadi awal bagi perjalanan lainnya,,,,,,,,,,,,,,,,,
Sebuah perpisahan,  ia akan menjadi awal pertemuan dengan sesuatu yang baru…  well, That’s life must be..
Ketika akhir sebuah perjalanan akan menjadi awal perjalanan yang lain, dan sebuah perpisahan akan menjadi pertemuan dengan sesuatu yang baru. And that’s more about life.
Kalau kita tidak bisa berjumpa lagi di dunia,semoga Allah mengumpulkan kita di jannah (surga).
Semoga kita teringat akan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang menerangkan mengenai tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tiada naungan selain dari-Nya. Di antara golongan tersebut adalah,

وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِى اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ

“Dua orang yang saling mencintai karena Allah. Mereka berkumpul dan berpisah dengan sebab cinta karena Allah.” (HR. Bukhari no. 660 dan Muslim no. 1031)

Orang yang mencinta akan dikumpulkan bersama orang yang dicinta di akhirat kelak.
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“Kalau begitu engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari no. 6171 dan Muslim no. 2639)

Yang kami harap, moga persaudaraan kita tidak hanya di dunia, namun berakhir pula di jannah. Di dunia -selama hidup- moga kita saling menghendaki kebaikan satu dan lainnya



Minggu, 17 Februari 2013

Meteor Rusia, Sebuah Hikmah


Pada pertengahan bulan Februari 2013 ini dunia dihebohkan dengan jatuhnya meteor di Rusia, Meteor dengan berat sekitar 10 Ton dengan kecepatan supersonik hingga 540.000 kilometer per jam itu meledak di ketinggian 30-50 kilometer, kemudian melintas dan jatuh di daerah tak berpenghuni. Namun demikian dampaknya sudah cukup serius. Sejumlah bangunan runtuh, dan di kota Chelyabinsk saja diperkirakan ada 1.200 orang yang mengalami luka-luka akibat terkena reruntuhan. Ketika meledak di udara itu, sempat terjadi perubahan suhu di bumi di bawahnya. Dari minus 6 derajat Celcius menjadi minus 18 derajat Celcius.
Walau sangat mengerikan, tetapi ada hikmah dari peristiwa tersebut, antara lain :
  1. Menambah rasa Iman dan Taqwa kita kepada Allah, sebab peristiwa jatuhnya meteor di Rusia, tidak lain dan tidak bukan adalah sudah kehendak Allah. 
  2. Menambah rasa syukur kita kepada Allah Ta'ala, yang masih memberikan kita nikmat dan di masih di jauhkan dari bencana, sebab jika kita tidak bersyukur karena terhindar dari jatuhnya meteor tersebut maka siksa Allah  amat pedih, perhatikan Firman Allah : Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan dibelakang mereka? Jika Kami Menghendaki, niscaya Kami Benamkan mereka di bumi atau Kami Jatuhkan kepada mereka gumpalan dari langit. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat Tanda (Kekuasaan Tuhan) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-Nya) (Saba’ 34:39)
Sebenarnya masih banyak hikmah yang kita petik dari peristiwa tersebut, yang paling utama dari hikmah dari peristiwa tersebut adalah betapa kecilnya kita dibandingkan kekuasaan Allah. Bagi para penguasa, pejabat, para dewan terhormat, jangan merasa diri berkuasa, karena jika dalam hati ada secuil rasa sombong,rasa sok berkuasa, lebih mementingkan dunia dari kepentingan akhirat, lebih mementingkan golongan daripada kepentingan umat, tungguhlah azab Allah amat pedih.

Jumat, 25 Januari 2013

Jika ada kesulitan

 
 
Sepasang suami istri petani pulang ke rumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam,
“Hmmm…makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar?”
Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah perangkap tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak,
“Ada perangkap tikus di rumah!….di rumah sekarang ada perangkap tikus!….”
Ia mendatangi ayam dan berteriak,
“Ada perangkap tikus!”
Sang Ayam berkata,
“Tuan Tikus, aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku”
Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.
Sang Kambing pun berkata,
“Aku turut bersimpati…tapi tidak ada yang bisa aku lakukan.”
Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama.
” Maafkan aku, tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali”
Ia lalu lari ke hutan dan bertemu ular.
Sang ular berkata,
“Ahhh…Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku”
Akhirnya Sang Tikus kembali ke rumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri. Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tidak sempat diselamatkan.
Sang suami harus membawa istrinya ke rumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang, namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya(kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam). Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya. Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya. Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.
Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat. Dari kejauhan…Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.
SUATU HARI.. KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA… PIKIRKANLAH SEKALI LAGI........

Senin, 21 Januari 2013

NIKMAT & KARUNIA

…dan Allah telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu (QS. 4:113)

Saya mengenal sosok Syafe’I adalah seorang yang rajin beribadah. Di sebuah masjid perkantoran di bilangan Jendral Sudirman Jakarta di mana saya sering bersilaturahmi. Kerap saya dapati Syafe’I selalu pada shaf pertama setiap kali shalat berjamaah dilangsungkan. Dia adalah seorang muslim yang taat, setidaknya itulah sosok yang saya kenal dari diri Syafe’i.


Syafe’I adalah seorang driver yang bekerja lebih dari 20 tahun membawa mobil seorang direktur utama sebuah perusahaan sekuritas di Jakarta. Hal yang membuat Syafe’I disukai dalam tugasnya ini antara lain karena sifatnya yang jujur, tidak banyak bicara dan loyal terhadap majikan. Amat sulit rasanya di zaman sekarang ini mencari seorang pegawai seperti Syafe’I yang setia mengemban tugas yang sama lebih dari 20 tahun. Hal yang menarik dari diri Syafe’I pun adalah sifat qanaah yang dimilikinya. Gak ngoyo, selalu merasa puas dengan anugerah yang Allah berikan untuk dirinya dan keluarga.

Inilah manusia yang kaya pada hakikatnya. Ia senantiasa merasa cukup atas karunia Allah Swt. Tidak berharap lebih dari apa yang diberikan.

Pagi itu Syafe’I hendak berangkat menuju rumah majikannya. Sebelum meninggalkan rumah, Syafe’I dilepas dengan sebuah keluhan yang meluncur dari mulut istrinya perihal biaya pendaftaran kuliah anak mereka sebesar Rp 8 juta. Sang istri meminta Syafe’I untuk mencari dana sebesar itu, paling tidak dengan cara meminjamnya terlebih dahulu. Kemudian akan dicicil dari penghasilan bulanan mereka yang pas-pasan.

“Pak, tolong pinjam dulu kepada majikanmu dana untuk anak kita kuliah!” pinta istri Syafe’i. Namun Syafe’I tidak berkata sepatah pun menanggapi usulan istrinya. Ia sadar bahwa dana sebesar itu baginya akan membuat sulit hidup demi mengangsur cicilan. Apalagi bila dana itu dipinjam dari bossnya, pasti akan membuat hubungan menjadi tidak enak.

Syafe’I lebih memilih mengadukan urusannya ini kepada Tuhan manusia, daripada harus diceritakan kepada sesama.

***

Mulai sejak itu, banyak doa yang dipanjatkan Syafe’I kepada Allah Swt karena hajat anaknya yang ingin kuliah. Rupanya kepasrahan diri kepada Allah SWT menyelesaikan semua masalah.

“Tidak ada masalah yang besar, semuanya kecil di mata Allah!” gumam Syafe’I membesarkan hati.

Adegan pagi itu sama seperti hari-hari sebelumnya dalam karir Syafe’i. Ia tengah memegang kemudi mobil membawa majikannya ke kantor. Namun tiba-tiba pintu ijabah dan keberkahan Allah Swt mulai terbuka untuknya. Sang majikan tanpa angin tanpa hujan membuka bicara, “Syafe’I, nanti kalau sudah sampai ke kantor segera kamu ke divisi General Affair (bagian umum) ya…! Tanya sama mereka vendor dekorasi mana yang terbaik menurut mereka! Saya mau renovasi rumah yang di Kebayoran. Bila bagian GA sudah kasih nama vendornya, segera kontak mereka dan ajak untuk lihat rumah. Saya minta vendor itu untuk ajukan biaya renovasinya. Kalau sudah direnovasi saya mau jual rumah itu. Kamu paham gak…?” tanya sang majikan.

“Saya paham, Pak!” sahut Syafe’I sigap.

Syafei menuruti perintah atasannya. Vendor ia kontak dan diajaknya untuk melihat rumah majikan yang ada di bilangan Kebayoran. Usai melihat, mengukur dan meninjau rumah, vendor itu berjanji akan mengajukan penawaran biaya renovasi dalam beberapa hari. Dan betul seperti yang dijanjikan, akhirnya pengajuan renovasi rumah itu mereka buat dan dititip ke Syafei.

***

“Boss, ini pengajuan renovasi rumah Kebayoran dari vendor kemarin…” kata Syafe’I kepada majikannya sebelum masuk ke dalam mobil. Majikannya membaca pengajuan anggaran renovasi di atas mobil. Baru beberapa menit membaca, sang majikan langsung berkomentar, “Kok mahal sekali ya…, masa hanya renovasi rumah begitu saja sampai menghabiskan dana lebih dari Rp 200 juta!”

Mendengarnya Syafei menimpal, “Wah mahal betul ya boss…!  Kalau boss gak setuju dengan penawaran vendor itu, saya punya teman pemborong yang kerjaannya bagus. Insya Allah harga yang ditawarkan jauh lebih murah dari vendor tadi. Kalo boss masih ragu, semua material boss yang beli, nanti tinggal bayar jasa pengerjaannya saja” jelas Syafei.

Sang majikan sudah kenal betul sifat dan watak Syafei. 20 tahun bekerja adalah bukti kejujuran dan loyalitas yang sudah tidak lagi diragukan. Tanpa banyak komentar sang majikan meminta Syafei mengajak temannya yang pemborong itu untuk merenovasi rumah. Benar saja…, renovasi rumah lewat pemborong teman akrab Syafei hanya memakan dana Rp 60 juta!

Sang majikan senang, karena supirnya telah membuat efisiensi pengeluaran tidak kurang dari 140 juta rupiah.

Kesenangan majikan itu terus berlanjut yang kemudian mempercayakan Syafei untuk menjual langsung rumah yang baru direnovasi tadi.

Dalam perjalanan di atas mobil menuju kantor sang majikan berkata kepada Syafei, “Usai ngantar saya, tolong kamu pergi ke biro iklan. Pasang iklan untuk menjual rumah Kebayoran itu di media-media cetak. Kamu khan sudah tahu semua spesifikasi rumah… Kontak person di iklan itu kamu saja Syafei! Terus jangan lupa untuk cantumkan harga penjualan sebesar 2,3 milyar!!!” jelas sang majikan kepada Syafei.

Syafei mengiyakan semua tutur majikannya. Seperti yang diminta beliau, usai mengantar ke kantor Syafei pun pergi ke biro iklan.

Syafei tengah mengisi semua formulir yang perlu diisi di biro iklan. Dalam lembar formulir itu, ia sebutkan semua spesifikasi rumah majikannya berikut seluruh fasilitasnya. Tak lupa ia cantumkan nama dan nomer kontaknya sebagai contact person. Usai mengisi formulir iklan itu, maka lembar itu ia serahkan kepada petugas biro iklan. Petugas itu membacanya dan sejurus kemudian petugas itu melemparkan sebuah tanya kepada Syafei, “Pak harga jualnya mau dicantumkan gak?” “Oh iya, tolong cantumkan Mbak…!” sahut Syafei. “Berapa harga yang diminta?” kejar sang petugas. Tiba-tiba saja Syafei memegang keningnya dengan telapak tangan, tidak hanya itu dia mengusap-usap rambut kepala bagian belakang seperti orang kepusingan. “Celaka, aku lupa berapa harga yang diminta majikan…! 2,3 M atau 3,2 M ya?!” gumamnya.

Terus terang Syafei malu untuk menanyakan hal itu kepada majikannya. Nanti disangka ia teledor dalam bekerja. Lama Syafei mengambil keputusan. Bahkan ia perlu keluar dari kantor biro iklan itu hanya untuk mondar-mandir memutuskan antara 2,3 atau 3,2 angka yang hendak dicantumkan.

Setelah beberapa lama menimbang dan berdoa, tiba-tiba Allah Swt memberi ketenangan di hati Syafei untuk mengambil sebuah keputusan. “Aha… pasti 3,2 milyar!!! Lebih bagus 3,2 milyar dicantumkan daripada 2,3. Sebab kalau betul angka yang diminta majikan adalah 3,2 M sedangkan yang saya cantumkan 2,3 M maka pasti tekor 900 juta. Siapa yang mau nombokin…?!” gumam Syafei.

Syafei pun masuk kembali ke kantor biro iklan sambil berujar, “Mbak, tolong cantumin harga jualnya sebesar 3,2 milyar!”

Usai membayar dan menerima struk iklan, Syafei pun kembali ke tempat kerja majikannya.

Keesokannya iklan tayang. Tak seperti diduga, 4 perusahaan mengontak Syafei di hari itu tanda berminat, dan yang paling hebat penawarannya adalah PT Djarum yang menyatakan minatnya tanpa menawar sedikitpun.

Tentu saja ini adalah kabar gembira dari Syafei untuk majikannya.

***

“Hari ini boss ada waktu gak ke notaris?! Alhamdulillah rumah di Kebayoran ada yang berminat. PT Djarum mau ambil rumah itu, hebatnya mereka gak pake nawar lagi” kalimat Syafei membuka pembicaraan di atas mobil.

Sang majikan surprised mendengarnya, kemudian beliau bertanya kepada Syafei “Memangnya berapa harga yang kamu tawarkan ke mereka?”

“Saya cuma kasih harga ke mereka seperti yang boss minta!” jelas Syafei

“Iya, saya tahu tapi berapa harga yang kamu lepas, Syafei?!” tanya sang majikan sekali lagi.

“Mereka saya tawarin harga 3,2 milyar!” imbuh Syafei

Degg…!, sang majikan kaget mendengar harga yang ditawarkan Syafei kepada pembeli. Padahal kemarin harga yang dia minta hanya 2,3 milyar bukannya 3,2 milyar. Seolah gak percaya, sang majikan menyediakan waktu untuk bertemu calon pembeli di notaris hari itu.

Betul saja, rumah itu laku terjual dengan nilai 3,2 milyar rupiah.

Subhanallah…, Syafei sudah memberi keuntungan kepada majikannya sebanyak Rp 900 juta!!! Belum lagi efisiensi biaya renovasi rumah yang tidak kurang dari 140 juta rupiah.

Sang majikan mengulum senyum tanda puas atas dedikasi Syafei. Usai dari kantor notaris, di atas mobil sang majikan berkata, “Nanti sampai di kantor bilang kepada sekretaris saya bahwa kamu disuruh saya untuk buat paspor ya! Gak usah pake nanya macam-macam, pokoknya kamu bikin paspor Syafei!” tegas majikannya.

Syafei hanya menuruti perintah majikannya. Belakangan ia tahu bahwa ia mau diajak umrah sama majikannya sebagai syukuran atas penjualan rumah. Syafei mensyukuri karunia Allah Swt yang tak terduga ini.

***

Beberapa hari lagi menjelang umrah, sang majikan berkata kepada Syafei dalam perjalanan pulang menuju rumah majikannya “Syafei, kita khan mau pergi ibadah umrah meninggalkan keluarga. Pantang bagi kita orang laki, kalau pergi jauh ninggalin rumah tapi gak nyisain bekal yang cukup buat keluarga yang ditinggal. Ini kebetulan ada rezeki. Jangan dilihat besar-kecilnya. Salam saya buat istri dan anak-anakmu!” Syafei menerima sebuah amplop putih cukup tebal dari majikannya. Ia berucap hamdalah dan berterima kasih atas pemberian itu. Usai mengantar majikan pulang, Syafei pun kembali pulang menuju rumahnya.

Ia sampai di rumah. Dan amplop putih titipan majikan ia berikan kepada istrinya. Betapa terkejut sang istri begitu menghitung uang yang diberikan. Jumlah yang cukup banyak untuk sebuah keluarga supir seperti Syafei. Uang yang berada di amplop tersebut ternyata berjumlah 8 juta rupiah!!!

Subhanallah…., angka tersebut rupanya sama seperti kebutuhan keluarga Syafei untuk biaya daftar anaknya kuliah. Namun yang lebih hebatnya lagi, rupanya Allah Swt malah mengundang Syafei untuk berangkat umrah menuju rumahNya lewat cara yang tidak pernah ia duga.

***

Sungguh Allah maha tahu kebutuhan hamba-Nya, bahkan seringkali anugerahNya jauh lebih baik dari apa yang kita harapkan!

Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (QS. 3:171)

SEDEKAH

Di Bontang, Kalimantan Timur ada sebuah perusahaan kaya raya dengan fasilitas yang luar biasa bagi karyawannya. Penghasilan para pegawainya berlipat-lipat dibanding dengan perusahaan swasta maupun nasional lainnya. Tunjangan berupa rumah, mobil, pendidikan anak bahkan makan pun diberikan.

Beberapa kali saya berkunjung ke sana maka saya hanya berkomentar, "Betapa beruntungnya mereka yang tinggal dan bekerja di tempat ini!" Mereka hidup di sebuah komplek yang terisolir dari dunia Bontang. Pagar-pagar mereka kokoh berdiri dan lengkap dengan petugas keamanan yang membuat komplek perumahan itu terisolir dari dunia luar.

Penghasilan besar yang mereka dapat, -mungkin sebab sulit untuk mendapatkan mustahik-, maka kewajiban zakat dan sedekah pun barangkali tak tersalurkan. Namun meski demikian hal yang menjadi hak Allah adalah tetap menjadi hak-Nya. Dimana suatu saat Dia pun akan menagihnya.

Sore itu saya diminta bersilaturrahmi dengan sebuah majlis taklim kaum ibu di sana. Tema yang diminta membuat saya berpikir keras untuk mencari referensinya. BEROBAT DENGAN SEDEKAH!!! "Darimana saya harus memulai...?" saya membatin.

Alhamdulillah atas izin Allah Swt ceramah pengantar yang saya berikan terasa nikmat. Jangankan untuk mereka kaum ibu yang mendengarkannya, saya sendiri saja merasakan kenikmatan itu. Rupanya Allah Swt memberi keberkahan pada majlis kami saat itu. Tanpa terasa saya dapati beberapa 'ilmu ladunni' yang Allah berikan. Sehingga saya belajar saat mengajar. Menjadi mengerti bersama orang-orang yang mencari pemahaman.

Allah mewariskan ilmu yang diketahui seseorang, asalkan ia mengamalkan ilmu yang sudah pernah ia ketahui. (Muhammad Saw)

Usai pembicaraan kurang lebih sekitar setengah jam, maka saya menawarkan kepada peserta majlis untuk bertanya dan berdialog. Di sana rupanya ada seorang ibu berusia lebih dari 40 tahun, sebutlah namanya Reni. Tiba-tiba ia mengacungkan tangan dan ternyata ia bukan hendak bertanya akan tetapi ia ingin berbagi pengalaman kepada semua peserta yang hadir. Reni pun memulai kisahnya:

Kira-kira 17 tahun yang lalu Reni hamil untuk pertama kali. Allah Swt menakdirkan bahwa Reni keguguran. Maka dari Bontang, ia pun diantar oleh suaminya pergi ke Balikpapan dengan pesawat untuk berobat ke seorang dokter terkenal di sana bernama Yusfa. Akhirnya Reni dikuret rahimnya.

Sepulangnya dari Balikpapan, Reni mendapati dari qubulnya selalu keluar darah dalam jumlah banyak. Bahkan lebih banyak dari menstruasi rutin. Apalagi bila ia bangun tidur, ia dapati kasur dan sprei selalu bersimbah darah. Ia panik dan kalut mengatasi hal ini. Maka ia pun kembali lagi ke Balikpapan bersama suaminya untuk berobat ke dokter Yusfa.

Sayangnya sang dokter tidak mengerti sebab pendarahan hebat ini. Maka yang terjadi adalah kali itu Reni dikuret lagi. Sakit dan perih, itulah yang dirasakan Reni!

Namun pendarahan itu masih tetap saja terjadi, padahal hampir setiap dua hari sekali Reni dan suami terbang Bontang-Balikpapan untuk mengkonsultasikan penyebab pendarahan ini. Namun tindakan yang diambil oleh dokter Yusfa hanyalah mengkuret rahim Reni. Reni dan suami hanya bisa pasrah dan berharap pertolongan Allah Swt atas musibah ini.

Kejadian ini berlangsung cukup lama. Hingga tubuh Reni bertambah ringkih, rumah tangga tak terurus, uang tabungan terkuras dan suami tidak bisa bekerja tenang sebab harus sibuk mengurusi Reni. Sepertinya ada sebuah cobaan besar yang sedang Allah Swt timpakan kepada Reni dan suaminya.

Reni & suami terus berdoa kepada Allah Swt agar diberi jalan keluar dari masalah ini.

Hingga akhirnya Allah Swt pun mendengar dan mengijabah doa mereka

Hari itu Reni dan suami hendak terbang ke Balikpapan untuk berkonsultasi dengan dokter Yusfa. Namun ada suara hati yang berbisik pada diri Reni. Ia bawa sejumlah uang dalam jumlah besar. Uang itu bukan ia niatkan untuk bayar biaya pengobatan, akan tetapi ada sebuah cita-cita mulia di sana yang ingin ia wujudkan. Cita-cita itu adalah, "AKU INGIN BERSEDEKAH!" Sejumlah uang itu pun ia masukkan ke dalam tas tangan yang Reni bawa.

Pesawat telah membawa Reni dan suaminya pergi menuju Balikpapan. Setibanya di bandara Sepinggan, Balikpapan Reni berjalan tertatih dipapah oleh sang suami. Dengan susah payah, Reni pun akhirnya tiba di dalam ruang bandara. Di dalam hati Reni berdoa kepada Tuhannya, "Ya Allah, datangkan untukku seorang pengemis yang bisa menerima sedekahku. Izinkan aku untuk bersedekah di hari ini!"

Keinginan untuk bersedekah itu membuncah lagi di hati Reni. Sungguh ia amat berharap untuk bisa bersedekah kali itu.

Pintu keluar bandara sudah dilalui oleh Reni dan suami. Subhanallah, tiba-tiba ada seorang pria berpakaian lusuh menyapa Reni dan menjulurkan tangan tanda minta sedekah. Reni bergembira dan yakin bahwa inilah ijabah doa dari Allah Swt.

Tanpa banyak berpikir, ia merogoh tas tangannya. Sejumlah uang yang sudah disiapkan ia berikan ke tangan pengemis itu. Maka pengemis dan suami Reni melongo melihat jumlah uang yang Reni sedekahkan. Reni pun melanjutkan langkahnya bersama suami dan kemudian mereka masuk ke dalam sebuah taksi untuk pergi ke rumah sakit tempat dokter Yusfa berpraktek.

"Untuk apa uang sebanyak itu kau sedekahkan?! " tanya sang suami. Reni menjawab dengan yakin, "Boleh jadi dengan sedekah itu Allah Swt menyembuhkan penyakitku, Pa!" Mendapati jawaban seperti itu suami Reni tidak banyak mendebat. Memang di saat-saat seperti ini, hanya pertolongan Allah saja yang dapat menyelamatkan mereka.

Seperti kali sebelumnya, tidak ada jawaban positif dari dokter Yusfa atas penyebab pendarahan yang keluar dari qubul Reni. "Hingga saat ini, saya belum tahu pasti apa penyebabnya" jelas dokter Yusfa.

Maka Reni dan suami pun kembali ke Bontang tanpa hasil memuaskan.

Pendarahan hebat masih terus terjadi dari rahim Reni setiap hari. Reni hanya bisa bersabar dan pasrah atas takdir yang telah Allah Swt tetapkan pada dirinya. Pagi itu, Reni tengah berada di dapur untuk membuat masakan ringan. Tiba-tiba terasa olehnya ada sesuatu yang tidak beres di perutnya dan ia pun ingin pergi ke toilet. Rasa ingin buang air itu seperti tak terkendali ... Hingga Reni harus berlari sebab khawatir ia tak kuasa menahannya.

Atas izin Allah Swt ia kini sudah berada di kamar mandi. Namun hanya pakaian luar saja yang sempat ia buka, sedangkan pakaian dalam tak sempat ia tanggalkan. Rupanya ada segumpal daging penuh darah yang keluar dari qubul Reni dan ternyata ia tidak mau buang air. Segumpal daging penuh darah itulah rupanya yang membuat Reni terdesak untuk buang air.

Merasa aneh dengan segumpal daging itu, maka Reni mengambil sebuah kantong plastik kecil dan memasukkannya ke dalam kantong tersebut. Reni berpikir bahwa ia harus menanyakannya kepada dokter Yusfa tentang benda aneh ini.

Pagi itu adalah jadwal Reni berkonsultasi dengan dokter Yusfa. Ia seperti biasa pergi ke Balikpapan didampingi oleh suaminya. Konsultasi kali itu, seperti biasa tidak memberikan perkembangan ke arah positif sama sekali. Hampir saja Reni putus asa dengan keadaan ini.

Namun tiba-tiba ia teringat akan kejadian aneh kemarin pagi. Lalu ia pun merogohkan tangannya ke dalam tas dan mencari-cari plastik kecil berisi segumpal daging penuh darah. Ia keluarkan plastik kecil itu dan ia sodorkan kepada dokter Yusfa. Kejadian aneh kemarin pagi itu diceritakan oleh Reni kepada dokter Yusfa.

Dokter Yusfa menerima plastik berisikan benda aneh itu. Dahinya berkerut tanda bahwa ia berpikir keras tentang benda ini. Dan beliau pun berkata, "Ibu dan bapak mohon tunggu sebentar di sini. Saya akan pergi ke laboratorium untuk memeriksakan hal ini!"

Saat dokter Yusfa pergi meninggalkan ruangannya, Reni dan suami hanya berharap bahwa dokter Yusfa akan datang membawa sebuah berita gembira untuk mereka.

Kira-kira 20 menit kemudian dokter Yusfa datang sambil berlari. Ya berlari, bukan berjalan! Begitu pintu terbuka dokter pun berteriak dengan nada keras, "Alhamdulillah bu Reni.... Alhamdulillah. ...!!! Saya baru mengerti rupanya pendarahan selama ini disebabkan kanker rahim yang ibu alami... dan benda ini adalah kanker rahim tersebut. Cuma saya hanya mau bertanya bagaimana cara kanker ini bisa gugur dengan sendirinya.. .?!"
Subhanalllah. ... rupanya penyebab pendarahan hebat selama ini adalah sebuah kanker yang tidak dapat terdeteksi. Pertanyaan terakhir dari dokter Yusfa tak mampu dijawab langsung oleh Reni. Namun Reni hanya mampu bersyukur kepada Allah bahwa akhirnya pertolongan itu datang juga untuknya setelah penantian yang cukup lama. Akhirnya pendarahan pun terhenti begitu saja, dan rupanya pertolongan Allah Swt tiba setelah Reni bersedekah dengan sejumlah harta yang sudah ia cita-citakan.

"Sembuhkan penyakit kalian dengan cara sedekah. Lindungi harta yang kalian miliki dengan zakat." HR. Baihaqi

Sedekah sungguh sebuah perkara yang mengagumkan. Apakah anda pernah mengalaminya?

Semoga bermanfaat bagi yang membacanya .....
.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan.