Sebuah perusahaan telekomunikasi ternama sedang mencari satu tenaga
teknis untuk menangani salah satu departemen dari perusahaan tersebut.
Banyak pelamar pekerjaan yang datang untuk mengisi lowongan pekerjaan tersebut. Mereka harus mengisi formulir pendaftaran, kemudian menjalani ujian tertulis dan psikotest.
Namun setelah semua ujian tertulis dan prosedur formal untuk calon
pekerja selesai, semua pelamar diberi pekerjaan rumah, setiap orang
diberi semangkok bibit kacang hijau untuk disemayamkan. Dan setelah
jangka waktu yang diberikan setiap orang harus membawa pulang bibit
kacang hijau yang telah tumbuh segar ke perusahaan tersebut. Siapa yang
berhasil merawat kacang yang tumbuh paling segar akan memperoleh posisi
pekerjaan yang dikejar banyak orang karena memberikan jaminan gaji yang
tinggi tersebut.
Setelah jangka waktu yang diberikan itu para peserta ujian kembali
lagi ke perusahaan sambil membawa bibit kacang hijau yang telah
bertumbuh segar menghijau. Setiap orang memamerkan hasil usaha mereka
dan dalam hati berharap bahwa ia akan memperoleh posisi yang bagus
tersebut. Nampak seketika bahwa team penilai akan sulit memutuskan siapa
yang jadi pemenangnya karena semua membawa bibit kacang yang telah
bertumbuh itu sama bagus dan sama segarnya.
Setelah didata ternyata satu orang tidak muncul di tengah para
peserta. Sang manager perusahaan lalu menelpon pelamar yang tak hadir
itu dan menanyakan alasan ketidak-hadirannya. Orang tersebut dengan
penuh penyesalan serta rasa bersalah memberikan alasan
ketidak-hadirannya saat ini. Ia mengatakan bahwa bibit yang diberikan
itu hingga saat ini belum bertumbuh pada hal ia sudah berusaha memberi
pupuk, memberi air yang cukup. Semua persyaratan yang dibutuhkan agar
bibit kacang hijau bertumbuh subur telah dipenuhinya, namun anehnya,
bibit tersebut seakan berkepala keras tak mau bertumbuh. "Aku berpikir
bahwa aku pasti gagal untuk memperoleh posisi dalam perusahaan
telekomunikasi ini. Karena itu saya memutuskan untuk tidak datang hari
ini ke perusahaan bapa." Dan justru di saat ketika orang itu akan
meletakan gagang teleponnya, sang manager memberikan kata-kata yang
sungguh di luar dugaannya: "Engkaulah satu-satunya yang diterima
perusahaan kami. Luar biasa!". Orang itu heran dan kaget tak percaya.
Sesungguhnya, bibit kacang hijau yang dibagikan kepada para peserta
tersebut adalah bibit yang telah diproses sehingga tak bisa bertumbuh
lagi. Perusahaan akan dengan mudah mengetahui peserta mana yang jujur.
Dan ternyata hanya seorang yang yang tak mampu membawa bibit kacang yang
telah tumbuh. Dan dialah orang yang dipilih itu. "Inilah prinsip kami, nilai moral dalam pekerjaan lebih ditinggikan ketimbang keberhasilan dalam bekerja." Demikian sang manajer menjelaskan.
Beri perhatian lebih pada karakter dari pada reputasi, karena
karakter adalah diri sebenarnya, sementara reputasi hanya anggapan orang
tentang Anda.