Milikilah Sifat
Sabar
- Allah bersama orang – orang yang sabar
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
(١٥٣)
“Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar.”
(Qs Al Baqarah : 153)
Kebersamaan Allah ada dua macam, yaitu: kebersamaan
umum dan khusus. Kebersamaan umum, maksudnya bahwa Allah bersama para
makhluknya baik yang mukmin, kafir, fasik, maupun musyrik, baik manusia maupun
hewan, tumbuhan dan sebagainya. Kebersamaan umum ini dalam hal ilmu, kehendak,
Allah melihat, Allah mendengar, Allah mengatur mereka dan lain sebagainya, yang
berkaitan dengan sifat rububiyah Allah.
Sedangkan yang dimaksud kebersamaan Allah yang
bersifat khusus adalah pertolongan Allah dan kekuatan yang Allah berikan
kepadanya.
Dalam ayat di atas, kebersamaan yang dimaksud adalah
kebersamaan khusus. Bahwa orang–orang yang sabar itu Allah bersamanya,
mengawasinya dan menolong serta menambah kekuatannya.
Dengan memahami hal ini, maka bertambahlah iman kita
kepada Allah, bahwa pengawasan Allah meliputi segala sesuatu, tidak ada
sesuatupun yang dapat luput dari–Nya selamanya. Keimanan yang demikian
mewajibkan bagi kita untuk lebih menyempurnakan kedekatkan diri kepada Allah,
dengan tetap pada ketaatan, menjauhi maksiat, tidak berpaling ketika Allah
memerintahkan kita terhadap sesuatu dan tidak melanggar kepada apa yang Allah
larang. Inilah buah dari keimanan terhadap sifat kebersamaan Allah.
- Sabar adalah akhlaq para nabi dan rasul
وَإِسْمَاعِيلَ
وَإِدْرِيسَ وَذَا الْكِفْلِ كُلٌّ مِنَ الصَّابِرِينَ (٨٥)
“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan
Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar.” (Qs Al Anbiya’
: 85)
Maka sudah selayaknya kita meniru akhlaq mereka,
mereka adalah orang – orang yang dekat dengan Allah dan ayat ini merupakan
dalil penguat bagi para da’iyah ilallah (penyeru agama Allah) untuk
menjadikan sabar sebagai senjatanya dalam menghadapi masyarakat yang
didakwahinya. Sebagaimana nabi Nuh yang berdakwah selama 950 tahun dan hanya
mendapat beberapa pengikut.
- Sabar merupakan tahapan terakhir bagi seseorang dalam berislam.
وَالْعَصْرِ (١)إِنَّ
الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢)إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)
“Demi masa (1), sesungguhnya manusia itu
benar – benar dalam kerugian (2) kecuali orang – orang yang beriman dan
mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran
dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran “ (Qs Al ‘Asr: 1-3)
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab mengatakan dalam kitab
tsalaatsatul ushulnya : ketahuilah bahwasanya wajib bagi kita untuk
berilmu kemudian beramal dengan ilmu agama yang telah kita ketahui dan kemudian
mendakwahkannya kepada manusia dan yang terakhir bersabar terhadap cobaan yang
menimpa ketika manusia tidak mau menerima dakwah kita atau bahkan menentangnya.
Karena setiap muslim yang berada pada dakwah kepada agama Allah maka pastinya
akan mendapat cobaan dari apa yang ia jalani tersebut.
- Sabar merupakan kebaikan bagi seorang mukminDari Abu Yahya, yaitu Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu, katanya: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:“Amat mengherankan sekali keadaan orang mu’min itu, sesungguhnya semua keadaannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seseorangpun melainkan hanya untuk orang mu’min itu belaka, yaitu apabila ia mendapatkan kelapangan hidup, iapun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan baginya,sedang apabila ia ditimpa oleh kesukaran – yakni yang merupakan bencana – iapun bersabar dan hal inipun adalah merupakan kebaikan baginya.”(HR. Muslim)Mengapa dikatakan bersabar merupakan kebaikan bagi seorang muslim? Karena Allah memberi ganjaran kepada orang – orang yang bersabar dan mengampuni dosa – dosa mereka. Sebagaimana yang firman Allah ta’ala
إِلا الَّذِينَ
صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
(١١
“Kecuali orang-orang yang sabar
(terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan
dan pahala yang besar.” (Qs. Hud: 11)
Sabar itu tidak ada batasnya
Para ulama
mengatakan bahwa :الصبر لا
يحد “Sabar itu tidak ada batasnya”,
karenanya pahalanya pun tanpa batas. Dalilnya adalah firman Allah berikut ini :
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ
وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
(١٠)
”Katakanlah:
’Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang
berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas.
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka
tanpa batas.’” (QS. Az-Zumar: 10)
Pahala sabar
adalah pahala yang tanpa batas, menurut As Sa’di: yang dimaksud tanpa
batas disini adalah tanpa ada batas akhir / tepi, tidak dihitung dan tidak
diukur. Maka tentu saja kesabaran juga tanpa batas.
Kesalahan
sebagian orang menganggap bahwa sabar itu ada batasannya, maka bantahannya
adalah surat Az Zumar tersebut. Namun jika kita menghadapi seseorang yang
mengganggu terus menerus, bisa dianggap itu adalah orang yang fasik. Maka kita
diperintahkan untuk menjauhi mereka atau berlepas diri dari mereka.
Sifat sabar itu diusahakan, tidak datang dengan sendirinya
Dari Abu Said
yaitu Sa’ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiallahu ‘anhuma bahwasanya
ada beberapa orang dari kaum Anshar meminta – sedekah – kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, lalu beliau memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian
mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya pula sehingga habislah harta yang
ada di sisinya, kemudian setelah habis membelanjakan segala sesuatu dengan
tangannya itu beliau bersabda:
“Apa saja kebaikan – yakni harta – yang ada di sisiku,
maka tidak sekali-kali akan kusimpan sehingga tidak kuberikan padamu semua,
karena sudah habis, maka tidak ada yang dapat diberikan. Barangsiapa yang
menjaga diri – dari meminta-minta pada orang lain, maka akan diberi rezeki
kepuasan oleh Allah dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup maka akan diberi
kekayaan oleh Allah – kaya hati dan jiwa – dan barangsiapa yang berusaha
berlaku sabar maka akan dikarunia kesabaran oleh Allah. Tiada seorangpun yang
dikaruniai suatu pemberian yang lebih baik serta lebih luas kegunaannya –
daripada karunia kesabaran itu.” (Muttafaq ‘alaih).
Di dalam hadits
ini dikisahkan ada beberapa peminta – minta, dan sering sekali mereka meminta
sedekah kepada Rasulullah. Sampai akhirnya Rasulullah tidak punya apa –
apa. Maka Rasulullah menasehati mereka untuk meminta kepada Allah kesabaran.
Dan beliau mengatakan bahwa kesabaran adalah pemberian yang paling berguna.
Dalam hadits ini pula diajarkan bagaimana akhlaq terhadap peminta – minta.
Sebagai seorang
hamba tentunya kita sangat butuh terhadap sifat sabar ini, karena dengan sifat
tersebut ibadah kita akan semakin sempurna. Tidaklah kita dapat istiqomah dalam
ketaatan kecuali dengan sabar, tidaklah kita selalu dalam kebenaran kecuali
dengan sabar menjauhi kemaksiatan, tidaklah kita tetap dalam keimanan kecuali
dengan sabar menghadapi takdir.
***
muslimah.or.id
muslimah.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar