Jumat, 15 Februari 2013

Godaan Dunia

 
Kita sering membaca di koran atau melihat di televisi para pemimpin/tokoh baik dari kalangan legislatif, eksekutif maupun dari yudikatif, baik level atas, menengah atau level bawah yang terjerat kasus hukum, padahal orang-orang ini merupakan publik figur yang seharusnya menjadi “teladan” bagi orang banyak. ”Hampir semua kasus yang menimpa selalu terkait dengan tidak tahan godaan dunia, baik berupa harta/materi dan tahta/kekuasaan/jabatan. Mereka yang laki-laki terjerat wanita dan sebaliknya. Masyarakat umum selalui berpikir sederhana bahwa pemimpin itu lebih baik dari yang lain dan menjadi rujukan contoh teladan dalam kehidupannya.

Para pemimpin, hati-hatilah dengan godaan dunia karena hakikat dunia adalah permainan dan senda gurau serta bisa jadi kesenangan yang menipu, terbatas dan sementara, tetapi merupakan bekal dalam perjalanan atau jembatan menuju akhirat. Kita harus hati-hati seperti diingatkan oleh Rasulullah SAW: “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” (HR Bukhari dari Ibnu Umar). Penyalahgunaan wewenang KKN dalam kepemimpinan karena mengikuti tuntutan yang tidak logis dan pamer kepemimpinan lantaran terjebak dengan pujian semu yang menjerumuskan. Manusia diciptakan Allah SWT sebagai pemimpin yang harus memakmurkan bumi, maka mereka harus menguasai dunia atau harta dan bukan dikuasai oleh harta. Sebagaimana doa yang diungkapkan oleh Abu bakar Ra: "Ya Allah, jadikanlah dunia di tanganku, bukan masuk ke dalam hatiku." Seperti itulah seharusnya seorang pemimpin, harus hati-hati dengan godaan harta, harus memberi teladan tentang pengorbanan total dengan segala harta yang dimiliki, bukan malah mencontohkan kepada pengikutnya atau rakyatnya sifat ambisius terhadap harta. Padahal kita tahu mengikuti hawa nafsu itu tidak pernah ada puas-puasnya.

Untuk mengantisipasi semua bentuk godaan dunia kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berlindung dari keburukan godaan dunia. Mengokohkan pribadi kita sehingga menjadi jiwa yang selalu bersyukur kepada-Nya ketika mendapat kenikmatan dan bersabar dalam menerima ujian hidup, bukan sebaliknya menjadi jiwa materialis atau hubbuddunya. Kita juga harus mengokohkan pemahaman kita tentang hakikat dunia, risalah manusia dan keyakinan tentang adanya kehidupan akhirat, adanya surga dan neraka. Kepemimpinan itu amanah. Janganlah kita mengkhianati amanah itu. Sesuai firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS Al-Anfaal 27). Wallahu a’lam bishshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar